Senin, 30 Mei 2016

Dakwah: "JUJUR"

“JUJUR”
Oleh:
Hani indriyani; XI.A

Innal hamdalillah nahmaduhu wanasta’inuhu wanastagfiru wanau’dzu billahi min syururi anfusina wa min sayyiati a’malina man yahdillah fala mudhilalah wa ma yudhilhu falaa hadiyalah.
Jujur
Jujur berarti benar (siddiq), yaitu benar dalam berkata dan benar dalam perbuatan. Berlaku jujur dengan perkataan dan perbuatan, mengandung makna, berkata harus sesuai dengan yang sesungguhnya.
Sebagaimana di jelaskan dalam Firman Alloh Taala Q.S Al-Ahzab : 70 – 71 yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amal-amalmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.”
Jadi amalkanlah perilaku berkata jujur meskipun ekadang itu susah ,karena sesungguhnya Alloh menyukai kepada orang-orang yang berkata jujur.
Macam –macam  tentang jujur :
1. Jujur dalam niat dan kehendak. Ini kembali kepada keikhlasan. Kalau suatu amal tercampuri dengan kepentingan dunia.
2. Jujur dalam ucapan. Wajib bagi seorang hamba menjaga lisannya, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur.
3. Jujur dalam tekad dan memenuhi janji.
4. Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batin, hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dengan amal batin.
Jujur dalam kedudukan agama. Ini adalah kedudukan yang paling tinggi, sebagaimana jujur dalam rasa takut dan pengharapan, dalam rasa cinta dan tawakkal. Perkara-perkara ini mempunyai landasan yang kuat, dan akan tampak kalau dipahami hakikat dan tujuannya. Kalau seseorang menjadi sempurna dengan kejujurannya maka akan dikatakan orang ini adalah benar dan jujur, sebagaimana firman Allah QS. al-Hujurat: 15 yang artinya :“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.”
Demikian yang dapat saya sampaikan, mohon maaf apabila ada kesalahan ,ditutup saja dengan do’a  Robbana atina fi dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wakinna adza bannar  ,wassalammu’alaikum warrohmatullohi  wabarokatu.

Dakwah: "AKHLAK"

"AKHLAK"
Oleh:
Ilham Fauzi Yachya; XI.A

Hamdallah,
Pertama2 kita panjat kan kehadirat ALLAH yang telah memberikan umur sampai sekarang kita bisa berkumpul di masjid yang insyaallah ridhoi oleh ALLAH SWT.
Pada kesempatan ini saya akan menjelaskan tentang akhlak pasti rekan tau apa itu ahklak? ya, ahklak ialah kepribadian yang harus di mikiliki oleh semua orang terutama  kita sebagai mukmin sejati.tujuan keutamaan ahklak itu sendiri sebagai salah satu beban yang sangat penting untuk menimba timbangan kita pada hari kiamat nanti, nabi saw bersada “tidak ada suatu perkara pun yang paling berat beban nya dalam timbangan seorang hamba pada hari kiamat selain ahklak yang baik”(HR abu dawud dan tirmidzi)
Dan nabi bersabda juga dalam hadist abu dawud dan timidzi bahwa ” seberat – berat timbangan adalah ahklak yang baik” dan ahklak yang baik pula melambangkan kesempurnaan iman seseorang.dan sosok yang harus kita teladani ialah sosok nabi Muhammad saw sebagai barometer ahklak.
ALLAH SWT berfirman : “sesungguh nya di dalam hati rasulullah itu terdapat suri tauladan bagi kamu kamu sekalian” ( QS.Al – Ahzab : 21 )
Ayat ini sekaligus menegaskan kapada kita semua bahwa nabi muahammad saw. Adalah satu satu nya sosok yang tepat di tiru oleh umat manusia, meskipun hidup nya semanjak di utus oleh ALLAH SWT hanya sekitar 23 tahun.
Cuma sedikit yang saya sampaikan untuk kalian semua terimakasih yang sudah sudah mendengarkan khutbah saya dengan baik, semoga bermanfaat ditutup dengan do’a robbana atina fidunya hasanah wa fil a hiroti hasanah wakina adzabannar wassalamualaikum.

Dakwah: "ILMU"

"ILMU"
Oleh:
Syifa Hasbiya Hilyatunnisa; X.C

يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرُُ
Artinya :
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.s. al-Mujadalah : 11)

Ilmu adalah cahaya kehidupan yang diberikan Alloh kepada manusia, dimana dengan ilmu seseorang dapat memperoleh petunjuk untuk mengarungi kehidupan yang penuh dengan beragam persoalan dan permasalahan sebagaimana Pepatah mengatakan dengan iman ilmu akan terarah dengan ilmu hidup akan menjadi mudah dan dengan seni hidup akan menjadi indah.

Hukum mencari ilmu itu wajib. Dimana ilmu itu terbagi dalam  dua kategori, pertama hukumnya menjadi fardhu ‘ain untuk mempelajari ilmu agama seperti aqidah, fiqih, akhlak serta Al-Qur’an. Ilmu-ilmu ini bersipat praktis, artinya setiap muslim wajib memahami dan mempraktekkan dalam pengabdiannya kepada Allah. Arti dari Fardu ‘ain artinya setiap orang muslim wajib mempelajarinya, tidak boleh tidak.
Dan kedua hukumnya menjadi fardu kifayah untuk mempelajari ilmu pengetahuan umum seperti : ilmu sosial, kedokteran, ekonomi serta teknologi. Fardu Kifayah artinya tidak semua orang dituntut untuk memahami serta mempraktekkan ilmu-ilmu tersebut, boleh hanya sebagian orang saja.

Kewajiban menuntut ilmu ini ditegaskan dalam hadits nabi, yaitu :
)رواه إبن عبد البر)) طَلَبُ اْلعِلْمَ فَرِيْضِةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ
Artinya :
Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat”(HR. Ibnu Abdil Bari)
Secara jelas dan tegas hadits di atas menyebutkan bahwa menuntut ilmu itu diwajibkan bukan saja kepada laki-laki, juga kepada perempuan. Tidak ada perbedaan bagi laki-laki ataupun perempuan dalam mencari ilmu, semuanya wajib tidak terkecuali.

Selain itu menuntut ilmu itu tidak mengenal batas usia, sejak kita terlahir sampai kita masuk kuburpun kita senantiasa mengambil pelajaran dalam kehidupan, dengan kata lain Islam mengajarkan untuk menuntut ilmu sepanjang hayat dikandung badan. Sebagaimana tercantum dalam hadits nabi :
أُطْلُبُ الْعِلْمَ مِنَ الْمَحْدِ إِلَى اللَّهْدِ (رواه مسلم)
Artinya
“Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat”(HR. Muslim)
Ilmu itu sangat penting karena ia sebagai perantara (sarana) untuk bertakwa. Dengan takwa inilah manusia menerima kedudukan yang terhormat di sisi Alloh Swt  serta keutungan yang abadi. Sebagaimana dikatakan Muhammad bin Al-Hasan bin Abdullah dalam sebuah syairnya :
" Belajarlah sebab ilmu adalah penghias bagi para pemiliknya. Jadikan hari-harimu untuk menambah ilmu. Dan berenanglah di lautan ilmu yang berguna. "Belajarlah ilmu agama, karena ia adalah ilmu yang paling unggul. Ilmu yang dapat membimbing menuju kebaikan dan takwa, ilmu paling lurus untuk dipelajari dan ilmu yang menunjukkan kepada jalan yang lurus, yakni jalan petunjuk. Ia laksana benteng yang dapat menyelamatkan manusia dari segala keresahan. oleh karena itu orang yang ahli ilmu agama dan bersifatt "wara'" lebih berat bagi setan untuk menggodanya daripada seribu ahli ibadah tetapi bodoh.

Sebagaimana yang di jelaskan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan :
1. Ilmu merupakan cahaya kehidupan dalam kegelapan, yang akan membimbimg manusia kepada jalan yang benar
2. Orang yang berilmu dijanjikan Allah akan ditinggikan derajatnya menjadi orang yang mulia beserta orang-orang yang beriman
3. Ilmu dapat membantu manusia untuk meningkatkan taraf hidup menuju kesejahteraan, baik rohani maupun jasmani
4. Ilmu merupakan alat untuk membuka rahasia alam, rahasia kesuksesan hidup baik di dunia maupun di akhirat.

Dakwah: "Golongan Al-Mujtari'un"

"Golongan Al-Mujtari’un"
Oleh:
Fadhil Muhammad; XI.A

Mujtariun adalah pelaku bagi orang yang jur’ah. Dalam bahasa arab jur’ah didefinisikan:
Al-jur-atu ‘alalloohi wa hiya al-iqdaamu wa at-tahawwuru ‘alalloohi min ghoiri taroddudin wa laa tafakkurin
Artinya: “berbuat lancang kepada Alloh, yaitu berani dan sembrono (berbuat tidak sopan) kepadaNya tanpa ragu dan tanpa pemikiran/pertimbangan”
Maksudnya, ia berani bersikap lancang kepada Alloh SWT. sebagai tuhannya, karena ia merasa dirinya orang super, atau merasa mempunyai kelebihan dari yang lain.
Rekan-rekanku sekalian...
Tindakan jur’ah terbagi 2, yaitu
Jur’ah kepada manusia.
Jur’ah kepada Alloh.
Nah, yang paling berbahaya adalah yang kedua ini. Ia akan selalu menantang adzab Alloh, dan takabbur di hadapanNya. Yang pada akhirnya berani melakukan pelanggaran atau kejahatan tanpa ada rasa malu dalam dirinya terhadap Alloh ataupun manusia dihapannya, yang pada akhirnya akan merugikan dirinya sendiri. Alloh berfirman dalam surat Al-A’arof ayat 99 yang artinya: “maka apakah penduduk-penduduk negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari, di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami di waktu matahari sepenggalan naik, ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari adzab Alloh (yang tidak terduga)? Tiadalah yang merasa aman kecuali orang-orang yang merugi.
Contoh yang terkenal dari golongan mujtariun adalah Fir’aun, yang takabbur kepada Alloh dan mengaku dirinya sebagai tuhan. Di zaman sekarangpun ada, yaitu para dajjal yang suka mendustakan agama dan menyulap pola pikir manusia agar terbalik cara berpikirnya terhadap agama. Seakan-akan agama islam dianggap oleh mereka sebagai sesuatu yang menghalangi kemodernan, biang keladi perselisihan, dan mengekang kebebasan berimajinasi dan berekspresi.
Tanda-tanda mujtariun:
Lancang
Tidak mau mendengarkan nasihat
Mementingkan keduniaan.
Tidak mau introspeksi diri.
Dari uraian tadi dapat kita simpulkan, bahwa jika seseorang tidak ingin digolongkan kepada mujtariun, maka jauhkanlah diri kita dari sifat bangga akan dosa-dosa. Takutlah akan adzab Alloh, dan jangan merasa aman jika berbuat maksiat. Jangan sombong atau takabbur dengan kemampuan yang kita miliki, karena jika datang adzab Alloh tidak ada seorangpun yang mampu untuk menyelamatkan diri.
akhirul kalam. Rabbanaa laa tuzigh quluu banaa ba’da idz hadaytanaa wa hablanaa min ladunka rohmatan innaka anta al-wahhaab. Wassamualaikum wa rohmatulloohi wa barokaatu

Dakwah: "Keutamaan Orang yang Jujur"

"Keutamaan Orang yang Jujur"
Oleh:
Mita Lestari; X.C

Ciri seorang muslim sejati adalah jujur. Bukanlah dikatakan muslim sejati jika seseorang masih suka berbohong dan menipu. Rasulullah Muhammad saw. dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai orang yang dapat dipercaya. Karena itu jujur merupakan akhlak yang sangat baik dan indah menurut pandangan Allah.  Sesungguhnya jika kita hidup di dunia ini memelihara kejujuran, maka kedamaian akan dapatlah dirasakan oleh seluruh manusia. Orang-orang yang selalu jujur dalam setiap tindakan dan ucapan, maka ia termasuk golongan yang beruntung. Artinya, ia beruntung di dunia dan beruntung di akhirat.  Kita semua setuju bahwa jujur merupakan budi pekerti yang mulia. Kejujuran dapat membimbing manusia menuju kebaikan. Apabila seseorang telah jujur dan mampu menempatkan suatu kebaikan, maka ia terbimbing menuju surga. Bukanlah Rasulullah saw. pernah bersabda:
 "Sesungguhnya kejujuran membimbing kearah kebaikan. Dan kebaikan itu membimbingnya ke surga. Seseorang yang jujur, maka hingga di sisi Allah ia akan menjadi orang yang jujur dan benar. Sedangkan sifat dusta membimbing seseorang pada kejahatan. Lalu kejahatan itu menyeret ke neraka. Seseorang yang biasa berdusta, maka hingga di sisi Allah kelak tetap menjadi pendusta. (HR. Bukhari Muslim)  Orang yang suka berterus terang dan jujur dalam segala hal kehidupan ini, maka ia termasuk memiliki sifat kenabian. Sebab tentu saja orang-orang yang jujur ini suka sekali dengan kebenaran. Karena sukanya, maka ia selalu memelihara akhlaknya dari dusta. Karena itu ia cenderung untuk melakukan kebaikan dan menegakan kebenaran agama.
Dalam Surat Maryam ayat 41, Allah berfirman:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا

Artinya: Ceritakanlah (Hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi. (QS: Maryam Ayat: 41)
 Kemudian di bagian lain, yaitu ayat 54 diterangkan pula:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ  الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا

Artinya: Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. (QS: Maryam Ayat: 54)
 Kejujuran itu dekat dengan kebenaran. Kebenaran adalah sesuatu yang disenangi Allah. Jika Allah senang, maka pastilah Dia akan mengasihi. Dan hambaNya yang jujur, maka kelak di hari Kiamat akan disediakan tempat yang menyenangkan, yaitu surga.  Sesungguhnya kejujuran dan sikap terus terang akan membawa diri seseorang menuju ke jalan kemerdekaan jiwa. Jiwa yang merdeka bebas tanpa ikatan. Sebab orang yang selalu jujur, maka ia tidak merasa cemas dan takut kepada siapapun. Apa yang dilihatnya akan dikatakan apa adanya. Tiada tersembunyi dan terselipi kebohongan sedikit pun.  Orang yang senantiasa jujur, maka ia pun jujur terhadap dirinya sendiri, kejujuran pada diri sendiri dapat mengantarkan dirinya pada suatu kemajua. Di mana, karena jujur, akhirnya ia mengakui kekurangan dan kelemahan yang dimiliki. Jika seseorang menyadari kekuarangan dan kelemahannya, pasti ia tidak mempunyai sifat sombong. Dengan demikian tentu akan terus belajar dan berusaha untuk meningkatkan diri dan memperbaiki kelemahan yang dimiliki.  Sekali lagi saya katakan bahwa orang yang jujur tidak akan takut kepada siapapun juga. Jika ia harus menghadapi bahaya dari perkataannya yang jujur, maka ia tidak akan khawatir. Bahkan ia tak segan-segan mengatakan apa adanya. Tetapi terhadap diri dan hatinya sendiri ia sangat takut. Ketakutan itu ialah jangan-jangan ia memungkiri suara hatinya sendiri. Di mana suara hati mengemukakan kebenaran.  Oleh karena itu sebagai seorang muslim, hendaknya kita senantiasa bersikap jujur, di mana dan kapan saja. Dalam pergaulan sehari-hari, kejujuran perlu diterapkan. Marilah kita tunjukan kepada masyarakat bahwa seorang muslim selalu memiliki akhlak mulia.

Dakwah: "Hak-hak Awewe"

"HAK-HAK AWEWE"
Oleh:
Nadya Nabila; XI.B

Aya anu boga anggapan ajaran islam teh teu adil, dina hal kalungguhan atawa hak-hak kaum awewe. Maranehna teu ngarti naon sababna islam netepkeun waris keur lalaki leuwih gede batan awewe. Dina nutupan orat, awewe leuwih buni batan lalaki, ieu dianggap yen islam teh teu adil.
Samemehna urang kedah terang kumaha sabenerna islam ka kaum awewe, langkung ti payun urang kedah terang heula kumaha kalungguhan awewe di luar islam. Sapertos di agama Hammurabi di Babilonia ngaboga anggapan awewe teh mangrupakeun hewan piaraan anu jadi milik hiji jalma dimana anu bogana bebas pikeun lumaku sakahayangna. Di lingkungan masyarakat Yunani kuno awewe sama sakali teu ngabogaan kemerdekaan, maranehna di pisahkeun cicingna di tempat anu asing. Bangsa Mongol sama sakali teu mere hak warisan ka kaum awewe.
Al-Quran ternyata entos ngarobah eta kaayaan ku netepkeun hak-hak wanita luyu jeung fitrahna sarta geus ngangkat darajat kaum wanita sadarajat jeung lalaki sapertos tos di gambarkeun ti mimiti ayana Adam jeung Hawa. sakumaha dawuhan Allah S.W.T (QS. Al-Baqarah: 36).
“Setan ngagoda Adam jeung Hawa tuluy ku Allah di usir duanananti surga” -QS. Al-Baqarah: 36-
Ku lantaran Adam jeung Hawa ngalanggar larangan Allah, duanana meunang hukuman di usir ti sorga, ieu jadi bukti yen ti harita hak jeung kawajiban sangsi hukum antara awewe jeung lalaki geus sarua.
Islam geus nyalametkeun kaum awewe tina panguburan hirup-hirup jeung ngangkat darajatna saluhur-luhurna. Dina al quran di gambarkeun kumaha nasib kaum wanita di jaman jahiliyah sakumaha anu di dawuhkeun ku Gusti Allah dina (QS. An-Nahl : 58-59).
“Upama salah sahiji ti maranehna di bere beja pamajikananan geus ngalahirkeun budak awewe, mangka beureum beunget maranehna semu hideung sabab kacida ambekna, tuluy nyumputkeun maneh ti kaum sabab kacida gorengna eta beja, manehna mikir naha eta budak teh di piara bari hina tur era atawa di kubur jero taneuh hirup-hirup, kacida gorengna kaputusan maranehna.” -QS. An-Nahl : 58-59-
Tina kaayaan wanita panghinana di robih saratus dalapan puluh darajat ku islam mangrupa netepkeun kawajiban pikeun muslim sangkan bakti jeung migawe anu hade ka indung bapana, sakumaha dawuhan Allah S.W.T (QS. Lukman : 14).

“Kami wasiat ka manusa sangkan nyieun laku lampah anu hade kanu jadi indung bapana, indungna anu geus ngandung bari susah payah jeung misahkeun susuanana sanggeus dua taun, ku sabab kitu kudu sukur ka Kami jeung ka indung bapa anjeun, tur ka Kami anjeun baris mulang.” -QS. Lukman : 14-

Aya hiji conto anu ngagambarkeun kumaha pandangan islam ka kaum wanita, nepi ka gambarana surga teh aya dina dampal suku indung. Pernah hiji pemuda sumping ka Rosulullah nyungkeun widi bade ngiring jihad fii sabilillah, ku Rosulullah di taros : “Naha anjeun boga keneh indung?” pamuda ngawaler “Gaduh”. Saur Rosulullah : “Jug anjeun gera balik urus sing hade indung anjeun, ku cara kitu anjeun geus jihad fii sabilillah.”
Islam netepkeun dosa gede pikeun jalma anu doraka ti indung bapana, malah hukumanana di buktikeun di dunya keneh. Salajengna hak-hak wanita dina islam teh nyaeta : islam netepkeun yen wanita sarua pada menang bagian warisan luyu jeung tanggung jawabna, wanita sarua meunang pahala upama daek ngamalkeun amal soleh, malahan di janjikeun ku gusti sing saha anu amalna soleh, boh lalaki atawa awewe bari iman tangtu meunang kahirupan anu hade tuluy di ganjar ku ganjaran anu gede.

Minggu, 29 Mei 2016

Dakwah: "ADAB"

"ADAB"
Oleh:
Melliana Fatimah; X.C

Inna hamdalillah nahmaduhu wanastainuhu wanas tagfiru wanaudzubullah hi minsururi waanfusina wamin sayiati amalina mayah dilah fala mudhilalah wa yudhil falah hadialah.
Ashadualailllaha illallah wa ashaduanna muhammadan abduhu warasulu aladzilana bisa bada ama badu . faqolallahutaala filquranilqarim.
اعود باالله من السيطانرجيم
فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ يَا مُوسَى (١١)
 إِنِّي أَنَا رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَ إِنَّكَ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى (١٢)
 وَأَنَا اخْتَرْتُكَ فَاسْتَمِعْ لِمَا يُوح
٣)إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلاةَ لِذِكْرِي (١٤)
Teu aya alesan kanggo urang sadaya teu syukur ka Allah . Ku inayah sareng karidhoan Na urang sadaya tiasa keneh ninggal, ngadangu oge nafas ditempat nu InsyaAllah oge diridhoan ku Anjeuna. Kanggo saling ngingetan ku kabeneran.
Adab yaeta salah sahiji ti contoh akhlaq islami, kitu oge sareng elmu . kadua hal eta oge mangrupakeun salah sahiji ciri jalma muslim nu taat .
Elmu sareng adab teh henteu tiasa dipisahkeun, jalma nu nutut elmu sapertos urang sadaya kudu atawa wajib ngagaduhan adab nu sae, bob na adab ka guru , adab ka buku nu dibaca ,adab ka rerencangan oge adab tingkahlaku sareng paripolah urang sadaya. Sadaya diatur sacara sampurna di agama Islam Rahmatan Lilalamin.
Aya hiji carita , dihiji waktos ibu na Imam Malik nyarios ka Imam Malik nu pada waktos eta teh anjeuna, Imam Malik teh masih keneh alit ,  sawaktu Imam Malik bade angkat ka guru na. Apa yang ibu Imam Malik carioskeun? Ibu Imam Malik teu nyarios ka Imam Malik " Diajar elmu nu seeur - seeur supaya anjeun janten ulam"
Tapi ibu Imam Malik nyarios " candak ku anjeun adab sateuacan anjeun nyandak elmu ti guru anjeun ."
Adab kudu dipiheulakeun dari pada elmu kusabab ku urang ngagaduhan adab urang sadaya tiasa meunangkeun elmu.
Janten tina carita tadi ternyata cariosan ibu na Imam Malik  nyaeta praktek ti Firman Allah ta'ala nu diawal atos dibacakeun. Eta teh nyaeta surat Thaha ayat 11 dugi ka ayat 14 nu hartos na:
"Mak diwaktu maneh na ngadatangan (katempat seuneu eta) maneh na digeroan "wahai Musa!. Saestuna , Kuring teh Tuhan maneh , maka culkeun eta kadua tarompah (sendal) anjeun . kusabab anjeun teh aya di lembah anu suci ,tuwa. Jeung Kuring geus milih anjeung , maka dengekeun naon nu rek diwahyukeun (kaanjeun). Saestuna kuring ieu Allah eweuh deui Tuhan salain Kuring ,maka sembahlah Kuring jeung laksanakeun shalat jang inget Kakuring "
Tos jelas , tilebet Q.S Thaha ayat 12 sateuacan narima wahyu , Allah ta'ala ngingetkeun Nabi Musa AS perkawios hiji adab, muka alas kaki dilembah suci Thulwa . Sareng ieu contoh adab satu acan elmu.
Pinter wungkul teu cekap tapi kudu dibarengan sareng adab  . kumargi adab teh leres- leres penting pisan tilebet islam mah dugi -dugi para ulama ngadamel kitab kitab khusus kanggo nyusun hadist Nabi SWA perkawis adab.
Salah sawios  conto adab nyaeta adab ngadoa , adab milarian elmu, ada ngaca, adab , kaluar oge kalebet mesjid  sareng adab adab sanes na nu tos dicontoan ku Nabi sareng anu tos di atur ku Allah.
Ayeuna ngan aya hiji pertarosan " atos teu acan urang sadaya ngagaduhan adab? Waleran na aya di diri anjeun sadaya.
Adab eta bagian tinu akhlaq sareng akhlaq eta  munculkeun kumargi kabiasaan . Janten biasakeun diri urang sadaya kanggo beradab.
Panginten dicukupkeun sakieu nu tiasa didugikeun ku abdi , hapunten anu kasuhun tina kalepatan kalepatan abdi ngadugikeun cariosan biru. Ditutup wae ku du'a .