Kondisi Kaum Muslimin Saat Ini
oleh
oleh
وَقَالَ النَّبِيُ: اِتَّقِ اللهَ
حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ
النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَن
(رواه
الترمذي، حديث حسن).
"Dan jika kalian menghitung nikmat
Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya” (Ibrahim 34).
Dan terlebih-lebih karena Allah masih mengkaruniakan
kepada kita dua kenikmatan yang besar yaitu nikmat Iman dan nikmat Islam,
karena dengan kedua nikmat ini merupakan satu bukti bahwa kita merupakan umat
pilihan, yang dipilih oleh Allah, sebagimana firman Allah:
“Dan tidak seorangpun akan beriman kecuali dengan izin
Allah” (Yunus 100).
Allah berfirman
dalam Al-Quran surat An-Nur ayat 55:
“Dan Allah telah berjanji kepada
orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengamalkan kebaikan bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia
telah menjadikaan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka dan Dia
benar-benar akan merubah keadaan mereka sesudah mereka berada dalam ketakutan
menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahKu dan tiada mempersekutukan
sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang masih kafir setelah janji itu
maka mereka itulah orang-orang yang fasiq”
Ada satu
wasiat yang disampaikan Rosulullah, mengenai sebuah kondisi yang akan menimpa
umat Islam, dimana pada saat itu mereka akan dihinakan, direndahkan, diinjak-injak.
Padahal mereka sebelumnya adalah kelompok-kelompok yang mulia, kelompok yang
kuat dan kelompok yang dikenal keberaniannya, yang apabila musuh-musuh
mendengar nama-nama mereka maka timbullah rasa takut dalam hati mereka.
Namun,
apabila kita melihat kondisi kaum muslimin sekarang, maka kita akan bertanya,
dimanakah kemuliaan itu? yang telah Allah janjikan dalam firmanNya surat An-Nur
ayat 55 tadi dan dimanakah kekuatan dan keberanian yang pernah ada? maka
jawabnya, semuanya sudah hilang, semuanya kini hanya menjadi sebuah kenangan
dan menjadi sebuah cerita. Kalau kita lihat sejarah yang telah berlalu, maka
kita akan mendapatkan bahwa kaum muslimin pada masa Rasulullah, shahabat,
tabi’in, dan tabi’ut tabi’in, mereka hidup dengan mulia dan terhormat, mereka
menjadi mulia dengan keislaman mereka.
Setelah
kita melihat sekilas sejarah masa lampau, maka secara sadar atau tidak sadar
sebuah pertanyaan yang harus kita jawab yaitu: “Apa penyebab yang menjadikan
umat Islam pada saat sekarang ini dihinakan bahkan diinjak-injak?”. Untuk
menjawab pertanyaan tersebut marilah kita ingat-ingat kembali sabda Rasulullah saw:
يُوْشَكُ
أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمُ اْلأُمَمُ كَمَا تَدَاعَى اْلأَكَلَةُ إِلَى
قَصْعَتِهَا، فَقَالَ قَائِلٌ: أَوَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ بَلْ أَنْتُمْ
يَوْمَئِذٍ كَثِيْرٌ، وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَسَيَنْزِعَنَّ
اللهُ مِنْ صُدُوْرِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلْيَقْذِفَنَّ اللهُ
فِيْ قُلُوْبِكُمُ الْوَهَنُ. قَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَمَا
الْوَهَنُ؟ قَالَ: حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ. (رواه البيهقي، حديث
حسن).
“Hampir tiba saatnya persatuan bangsa-bangsa mengerubut
atas kamu sekalian seperti bersatunya orang-orang mengerubut makanan yang ada
di atas nampan. Ada sahabat bertanya: apakah karena sedikitnya jumlah kita pada
masa itu? Beliau bersabda: Bahkan jumlah kalian pada masa itu banyak. Tetapi
kalian pada saat itu bagaikan buih seperti buih banjir. Dan Allah akan mencabut
dari dada-dada musuh kalian (rasa) ketakutan kepada kalian, dan Dia akan
memasukkan ke dalam hati-hati kalian al-wahan. Lalu shohabat bertanya: Ya Rasul
apakah al-wahan itu? Beliau bersabda: cinta dunia dan takut mati” (HR. Baihaqi,
hadist hasan).
Dan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam
bersabda:
إِذَا
تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ
بِالزَّرْعِ وَتَرْكُتُم الْجِهَادَ، سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ
يَنْزِعُهُ عَنْكُمْ حَتَّى تَرْجِعُوْا إِلَى دِيْنِكُمْ. (رواه أبو داود، حديث
صحيح).
“Jika kalian berjual beli dengan cara ‘inah dan kalian
mengambil ekor sapi (sibuk dengan peternakan) dan kalian merasa lega dengan
pertanian dan kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan menurunkan kehinaan
bagi kalian. Dan Allah sekali-kali tidak akan melepaskannya, kecuali jika
kembali kepada agama kalian”. (HR. Abu Dawud hadist shahih)
Pada masa sekarang ini kita sering
mendengar dan melihat slogan-slogan Islami yang setidaknya dapat membesarkan
hati kita sebagai umat Islam. Namun pada sisi lain kita harus ingat bahwa
memperjuangkan Islam itu tidak hanya sebatas slogan-slogan yang dipampang
dikeramaian umum, sehingga setiap orang dapat melihat dan membaca, dan dalam
memperjuangkan Islam ini tidak cukup hanya dengan menulis spanduk-spanduk,
selebaran-selebaran dan lain sebagainya. Kita sebagai muslim harus sadar bahwa
memperjuangkan Islam, untuk mengembalikan kemuliaan Islam dan muslimin kita
dituntut untuk memperjuangkan Islam dengan perjuangan yang haqiqi, dengan
mencurahkan tenaga yang ada, dengan mengorbankan harta benda bahkan lebih besar
dari itu kita dituntut juga untuk mengorbankan jiwa kita, dengan kata lain kita
dituntut untuk berjihad fii sabiilillah.
Berjihad
di jalan Allah inilah yang dapat menjadikan umat Islam umat yang mulia, umat
yang dihormati, umat yang dikenal dengan keberanian yang ditakuti oleh lawan.
Dan inilah kunci mengapa pada generasi pertama Islam, kaum muslimin menjadi
umat yang kuat dan umat yang ditakuti, tidak lain jawabnya adalah bahwa
dikarenakan mereka menjadikan jihad sebagai jalan hidup mereka. Mereka sangat
cinta jihad dan mereka sangat merindukan gugur sebagai syuhada’, sehingga
dikarenakan kecintaan mereka yang sangat besar terhadap jihad, didapati di
antara mereka yang tidak mempunyai harta benda kecuali pedang dan seekor kuda
perang yang keduanya digunakan untuk berjihad di jalan Allah..
Dan
sebaliknya apabila kita sudah melupakan jihad, kita disibukkan dengan
masalah-masalah keduniaan, di antaranya kita sibuk dengan perdagangan dengan
peternakan dan dengan pertanian atau perkebunan, dan dengan kesibukan itu semua
kita meninggalkan jihad di jalan Allah, sehingga hari-hari kita habis atau
hanya diisi dengan kesibukan untuk menghitung-hitung kekayaan yang kita miliki.
Apabila semua ini ada pada diri kita, maka Allah akan menimpakan kehinaan
kepada kita, yang kehinaan itu tidak akan Allah cabut kecuali apabila kita
kembali kepada agama kita, dan Allah pun akan mencabut dari dada-dada
musuh-musuh kita rasa takut kepada kita.
0 komentar:
Posting Komentar